DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
Pengertian Manajemen
Teknologi Informasi
BAB II. PEMBAHASAN
A.
PERANAN
MANAJEMEN DALAM PEREKAYASAAN PERANGKAT LUNAK
Aktifitas
Manajemen
Spektrum
Manajemen
Manajemen
Proyek Perangkat Lunak Berorientasi Objek
C.
PERANAN
MANAJEMEN DALAM MENGELOLA PERUSAHAAN IT
IT
Master Plan
Principles and Models for Organizing the IT Function
BAB III. KESIMPULAN
DAFTAR
PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
Pengertian Manajemen
Manajemen menurut bahasa berasal dari Manus (Bahasa latin) yang
berarti tangan atau Manage (Bahasa Perancis) yang berarti memerintahkan, atau
Magegio (Bahasa Perancis) yang berarti pengurusan atau Me’Nizy – Mant (Bahasa
Inggris) yang berarti Pengelolaan / ketatalaksanaan. Sedangkan menurut istilah,
beberapa ahli manajemen mengemukakan argumennya. Harold Koontz & O’
Donnel dalam bukunya yang berjudul “Principles of Management” mengemukakan,
“Manajemen adalah berhubungan dengan pencapaian sesuatu tujuan yang dilakukan
melalui dan dengan orang-orang lain”.
George R. Terry dalam buku
dengan judul “Principles of Manajemen” memberikan definisi: “ Manajemen adalah
suatu proses yang membedakan atas perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan
pelaksanaan dan pengawasan, dengan memanfaatkan baik ilmu maupun seni, agar
dapat menyelesaikan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. (POAC)
James A. F. Stoner,
“Manajemen adalah seni untuk melaksanakan suatu pekerjaan melalui orang-orang”.
Prof. Dr. Mr. Prayudi Atmo Sudirjo, Manajemen sebenarnya merupakan paduan daripada kerja (work) dan
kepemimpinan (leadership). Manajemen di negara-negara berkembang, tekanannya
masih diletakan pada leadership, sedangkan di negara-negara maju, tekanannya
pada system atau dengan tepatnya sebagai alat untuk “menyelesaikan segala
sesuatu dengan melalui suatu team”.
Drs. Sarwoto’, Manajemen sebagai satu proses khas yang menggerakkan organisasi adalah
sangat penting karena manajemen yang efektif tak akan ada usaha yang akan
berhasil cukup lama.
Soekanto Reksohadiprodjo, “Manajemen suatu usaha merencanakan mengorganisir,
mengarahkan, mengkoordinir serta mengawasi kegiatan dalam suatu organisasi agar
tujuan organisasi secara efisien dan efektif terwujud”.
Teknologi Informasi
Jaman sekarang merupakan jaman teknologi informasi. Sekarang
teknologi berkembang dengan sangat pesat. Kebutuhan manusia akan suatu
informasi hamper terpenuhi semuanya. Komunikasi antar manusia tidak lagi
memerlukan waktu yang lama tetapi sudah bisa terhubung dalam sebuah jaringan
yang real time.
Munculnya salah satu teknologi informasi yaitu computer banyak
membantu manusia dalam pekerjaannya diberbagai bidang. Baik bidang
kesekretariatan, administrasi, komputasi, perhitungan bahkan pengembangan
kecerdasan buatan.
Dengan melihat betapa pentingnya teknologi informasi di jaman
sekarang ini hingga diadakan lah suatu kajian ilmu yang dinamakan Teknik
Informatika atau Informatic Enginering. Dalam Teknik informatika tidak hanya
mengkaji teknik-teknik saja melainkan konsep-konsep juga. Dari konsep perencanaan,
produksi hingga pengembangan produk dari teknologi informasi tersebut.
Dalam mendukung profesionalisme para teknisi informatika maka
dibutuhkan peranan manajemen dalam hal perancangan, pembuatan, perekayasaan
serta pengembangan dari teknologi informasi yang dihasilkan.
BAB
II
PEMBAHASAN
PERANAN
MANAJEMEN DALAM MENDUKUNG PROFESIONALISME TEKNOLOGI INFORMASI (IT)
A.
PERANAN
MANAJEMEN DALAM PEREKAYASAAN PERANGKAT LUNAK
Rekayasa perangkat lunak atau sering disingkat menjadi RPL
merupakan sebuah disiplin ilmu yang mempelajari tentang seluruh aspek dalam
pembuatan perangkat lunak yaitu dengan melalui beberapa tahapan dimulai dari :
mengidentifikasi kebutuhan, analisis, perancangan atau desain, pembuatan
(coding), pengujian (testing), hingga perawatan (Maintenance). Proses tahapan –
tahapan tersebut tentu ini bisa dikatakan sebagai kegiatan manajemen. Karena
telah diketahui bahwa kegiatan inti dari manajemen yaitu Planning, Organizing,
Actuating dan Controlling bisa disingkat menjadi POAC. Maka dari sini sudah
sangat jelas bahawa erat kaitannya antara teknologi informasi dan manajemen.
Manajemen sangat berperan penting dalam teknologi informasi atau
lebih popular dengan nama Information Technology atau IT. Dalam mengelola IT
terutama IT yang terbentuk dalam sebuah organisasi atau perusahaan akan sangat
memerlukan dan melakukan aktifitas manajemen. Tujuannya sama dengan
tujuan-tujuan dari manajemen yaitu mengarahkan segala aktifitas untuk
tujuan-tujuan dari organisasi.
Berbicara organisasi, dalam IT akan banyak menemukan konsep-konsep
yang berhubungan dengan ini. Organisasi tidak hanya sebatas sekumpulan orang,
atau sebuah perusahaan melainkan sebuah system teknologi pun menerapkan konsep
organisasi. Dalam sebuah sistem unit komputer yang merupakan produk dari IT, didalamnya
terdapat komponen-komponen yang terhubung satu sama yang lainnya dengan hingga
menciptakan sebuah sistem yang saling berinteraksi. Gabungan dari beberapa komponen
hingga menciptakan sistem ini merupakan konsep sebuah organisasi.
Dalam sistem unit komputer saja sudah menggambarkan sebuah kinerja
yang terbentuk dalam organisasi. Produk yang memiliki sistem organisasi
manajemen tentunya dihasilkan dengan melalui proses-proses manajemen yang
tergabung dalam organisasi misalnya perusahaan. Ini menggambarkan hampir
diseluruh aspek dibidang IT tidak terlepas dari organisasi dan aktifitas
manajemen.
Dalam proyek perangkat lunak, manajemen Proyek
dilaksanakan dengan tujuan untuk optimasi penggunaan sumber daya guna mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Untuk mencapai tujuan tersebut manajemen Proyek
harus dilaksanakan dengan cara:
- Adanya
koordinasi horisontal antar pelaksana yang tidak terlalu birokratis, sehingga
pelaksanaan kegiatan dapat secara luwes dan cepat dilakukan antipasi bila
terjadi penyimpangan.
- Adanya
penanggung jawab tunggal, biasanya oleh pimpinan proyek yang berfungsi sebagai
pusat informasi, integrator antar komponen yang terlibat dan sekaligus
pelaksanaan koordinasi dengan pihak diluar proyek.
- Proyek dapat
diuraikan menjadi rincian kegiatan yang terstruktur, dimana setiap kegiatan
dapat diuraikan menjadi elemen-elemen kegiatan yang mandiri dengan sifat-sifat
:
a). Dapat
dikelola sebagai suatu paket kerja.
b). Beban biaya
dan waktu dapat diukur.
c). Prestasi,
biaya dan kualitas dapat diukur.
d). Dapat
diintegrasikan menjadi suatu satuan kegiatan.
e). Dapat
disusun secara hirarki berjenjang.
Aktivitas Manajemen
Aktivitas manajemen perangkat lunak meliputi beberapa langkah yang
terstruktur seperti:
- Proposal Writing(Pembuatan Proposal). Pimpinan proyek
harus membuat rencana pekerjaan proyek yang akan dilakukan dari persiapan awal
hingga selesainya proyek tersebut. Persiapannya meliputi, tujuan dan maanfaat
dijalankannya proyek,apa saja bentuk kegiatan yang dikerjakan,dan
tahapan-tahapan pekerjaan.
- Project Costing (Anggaran
Proyek). Budged pengeluaran dan pemasukan proyek yang akan dikerjakan perlu
dibuat yang serinci mungkin.
- Project Planning and
Scheduling(Penjadwalan dan Perencanaan Proyek). Perencanaan pelaksanaan proyek
yang baik harusnya menggunakan jadwal yang tersusun rapi, dan penjadwalan
tersebut dikonversi dengan seluruh kegiatan yang akan dikerjakan dari study
kelayakan, perencanaan, sampai implementasi dan maintenance proyek.
- Project Monitoring and
Review (Pemonitoran Proyek). Memonitor pelaksanaan proyek perlu dilakukan
disetiap tahapan, sehingga kesalahan dan keterlambatan penyelesaian proyek
dapat diketahui sedini mungkin.
- Personal selection and
evaluation (Evaluasi dan penyeleksi Personal). Sebelum dilaksanakannya sebuah
proyek, maka personal yang terlibat dalam proyek, harus diseleksi sesuai dengan
keterampilan dan pengalaman yang dimilikinya.
- Report Writing and Presentation (Presentasi
dan Laporan). Presentasi proposal proyek perlu dilakukan dengan menunjukkan
prototype yang ada, sehinnga pihak manajemen yakin akan proyek tersebut.
Spektrum
Manajemen
Manajemen
perangkat lunak berfokus dengan tiga unsur yaitu,
- Manusia
Faktor manusia
sangat penting sehinga Sofware Engineering Institute telah mengembangkan sebuah
model kematangan kemampuan manajemen manusia untuk mempertinggi kesiapan
kesiapan orgnisasi perangkat lunak untuk mengerjakan aplikasi yang semakin
kompleks dengan membantu menarik, menumbuhkan memotivasi, menyebarkan dan
memelihara dan memelihara bakat yang dibutuhkan mengembangkan kemampuan
perkembangn perangkat lunak mereka.
Model
kematangan manajemen manusian membatasi area praktis berikut kunci bagi
masyarakat perangkat lunak: rekruitmen, seleksi, manajemen untuk kerja,
pelatihan, konpensasi, perkembangan karir, disain, kerja dan organisasi, dan
perkembangan tim atau kultur.
- Masalah
Seorang manajer
proyek perangkat lunak dihadapkan pada sebuah dilema pada awal proyek rekayasa
perangkat lunak. Diperlukan perkiraan kuatitatif dan rencana organisasi, tetapi
informasi yang solid tidak dapat diperoleh diperoleh. Analisis yang mendetail
tentang kebutuhan perangkat akn memberikan informasi memadai untuk suatu
perhitungan, tetapi analisis sering memerlukan waktu berminggu-minggu atau
bahkan berbulan-bulan. Lebih buruk lagi kebutuhan terkadang berubah-ubah,
berubah secara reguler pada saat proyek berjalan. Seorang manajer harus bisa
mengamati masalah pada awal dimulainya sebuah proyek. Pada skala minimum, ruang
lingkup masalah harus dibangun dan ditentukan.
- Proses
Proses
perangkat lunak memberikan suatu kerangka kerja dimana rencana komprihensif
bagi pengembangan perangkat lunak dapat dibangun. Didalam suatu industri
dikenal berbagai macam proses,demikian juga halnya dengan industri perangkat
lunak.Perbedaan proses yang digunakan akan menguraikan aktifitas-aktifitas
proses dalam cara-cara yang berlainan.
Manajemen
Proyek Perangkat Lunak Berorientasi Objek
Manajemen
proyek perangkat lunak modern dapat dibagi kedalam aktivitas-aktivitas berikut:
1.Membangun
kerangka kerja proses yang umum untuk proyek.
2.Menggunakan
kerangka kerja dan matrik historis untuk membangun usaha dan estimasi waktu.
3.Menentukan
produk kerja dan kejadian penting yang membuat kemajuan dapat diukur.
4.Menentukan
ceckpoint bagi jaminan kualitas dan kontrol.
5.Mengatur
perubahan yang terjadi pada saat proses berjalan.
6.Menelusuri, memonitor, dan mengontrol kemajuan.
B.
PERANAN
MANAJEMEN DALAM MARKETING PRODUK IT
Setelah kita membahas pada bab sebelumnya, yaitu tentang peranan
manajemen dalam rekayasa perangkat lunak atau lebih jelasnya dalam pembuatan
atau develop sebuah perangkat lunak. Maka kegiatan manajemen tidak hanya
berhenti sampai situ. Masih banyak tahapan yang akan dilalui terutama oleh
perusahaan IT. Yaitu salah satunya bidang marketing.
Dalam marketing, tantu banyak melibatkan proses manajemen. Untuk
manajemen pemasaran atau marketing ini diperlukan suatu manajemen khusus dalam
IT yang mengatur tentang marketing produk. Karena ditahapan ini seorang manajer
harus memiliki kemampuan khusus tentang marketing dan ekonomi. Bahkan dalam
sebuah perusahaan IT, manajemen dibidang marketing tidak dipandang sebelah mata
walaupun kemampuan tentang IT nya jauh berbeda dengan bagian developer atau
pengembang.
Bahkan di era globalisasi ini hampir seluruh kegiatan yang
berkenaan dengan IT bisa dijadikan peluang bisnis. Jangan kan pembuatan sebuah
perangkat lunak atau perangkat keras, perawatan atau perbaikan (servis)
komputer pun sudah dijadikan lahan bisnis.
Manajemen marketing bisa dikatakan sebagai ujung tombak dalam
sebuah perusahaan IT. Karena tanpa ini mungkin kegiatan-kegiatan produksi akan
tersendat bahkan mungkin terhenti. Sehebat apapun produk yang dihasilkan tanpa
dipublikasikan seperti melalui perdagangan maka produk tersebut tetap akan
dianggap sebagai produk yang gagal. Karena tidak mampu memberikan kontribusi
kepada masyarakat yang diakibatkan dari gagalnya manajemen marketing.
Untuk itu jelas lah manajemen sangat berperan penting dalam IT.
Bahkan ada program studi manajemen informatika dan masih banyak lagi.
C.
PERANAN
MANAJEMEN DALAM MENGELOLA PERUSAHAAN IT
Perusahaan merupakan sebuah organisasi karena didalamnya terdapat
beberapa komponen organisasi yaitu orang dan sistem. Dalam organisasi tentu tidak akan terlepas dari aktifitas
manajemen. Justru tingkatan manajerial merupakan tingkat tertinggi dalam sebuah
organisasi seperti perusahaan. Walaupun perusahaan IT sekalipun akan meletakkan
menejer lebih tinggi dari teknisi atau tidak mungkin seorang teknisi yang
handal sekalipun berkedudukan lebih tinggi dari seorang manajer atau direktur.
Peranan Manajemen terhadap IT dalam lingkup perusahaan berkembang
sangat kompleks. Dalam bidang perencanaan dikenal sebuah posisi IT Master Plan.
IT Master Plan
Saat ini, penggunaan teknologi informasi (TI) di perusahaan semakin
meningkat. Tidak hanya untuk proses operasional sehari-hari, tetapi juga dalam
proses pengambilan keputusan. Bahkan, di beberapa sektor industri seperti
perbankan dan keuangan ketergantungan pada TI sangat besar.
Namun demikian, perusahaan tidak bisa secara gegabah mengeluarkan
investasi untuk implementasi TI. Mereka perlu memperhitungkan cost dan benefit
yang dihasilkannya. Itulah sebabnya, perusahaan membutuhkan semacam blue print
-- yang sering disebut IT master plan atau IT strategic plan -- sebagai dasar
perusahaan dalam mengimplementasi TI.
IT master plan intinya berisi rencana strategis perusahaan dalam
mengimplementasi dan membangun sistem informasi. Di dalamnya memuat pedoman
kebutuhan sistem informasi seperti apa yang diperlukan perusahaan.
Yang penting dicatat, IT master plan merupakan turunan dari
business plan perusahaan. Alasannya, TI diimplementasi sebagai tool untuk
membantu perusahaan mencapai visi dan misinya. Maka, tanpa ada visi dan misi
yang jelas dari perusahaan, IT master plan juga tidak bisa dibangun.
Banyak sekali manfaat IT master plan untuk perusahaan. Pertama, IT
master plan menjadi dasar bagi perencanaan perusahaan dalam investasi dan
implementasi TI. Dengan demikian, perusahaan tidak lagi sekadar beli ataupun
instal, tetapi mempunyai perencanaan yang baik.
Kedua, perusahaan bisa mengurangi berbagai risiko yang mungkin
timbul dalam implementasi IT. Menurut pengamat TI Richardus Eko Indrajit,
banyak sekali risiko yang mungkin timbul dalam implementasi TI, di antaranya:
(1) Ketidaksesuaian antara kebutuhan bisnis dengan sistem informasi yang
dibangun; (2) Banyak aplikasi yang tambal sulam, sehingga tidak bisa saling
berkomunikasi antara satu dengan yang lain; (3) Investasi yang dikeluarkan
tidak memberikan manfaat seperti yang diharapkan; (4) Standar kualitas sistem
informasi tidak sesuai dengan standar industri yang semestinya.
Dengan adanya perencanaan yang jelas, perusahaan bisa mengelola
risiko tersebut dengan baik sejak awal.
Manfaat ketiga, IT master plan bisa menjadi alat kontrol dan
parameter yang efektif untuk mengkaji performa dan keberhasilan implementasi TI
di suatu perusahaan. Dalam satu tahun misalnya, perusahaan bisa melihat sistem
apa saja yang sudah atau belum diimplementasi.
Salah satu pertanyaan yang sering diajukan orang adalah Bagaimana
memulai membangun IT master plan untuk perusahaan? Ini memang pertanyaan yang
wajar mengingat pembangunan IT master plan bukanlah pekerjaan yang mudah.
Yang patut diingat, karena IT master plan harus mengacu pada
business plan perusahaan, maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah
memahami visi-misi perusahaan, serta target dan tujuan yang akan dicapai
perusahaan dalam kurun waktu tertentu. Dari situ kita bisa melakukan breakdown
secara lebih detail untuk mengetahui informasi bisnis seperti apa yang
dibutuhkan.
Kebutuhan informasi itu misalnya bisa berupa informasi real time
tentang kondisi keuangan, profil pelanggan, efektivitas marketing channel,
produktivitas setiap pekerja, produktivitas mesin, tingkat inventori,
profitabilitas setiap produk, dan berbagai informasi spesifik lain yang
disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing perusahaan.
Dari berbagai kebutuhan informasi bisnis inilah yang kemudian diterjemahkan
menjadi kebutuhan sistem dan teknologi seperti apa yang harus diimplementasi
perusahaan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Biasanya, kebutuhan sistem dan TI
ini pada saat implementasi diterjemahkan secara teknis menjadi kebutuhan
aplikasi perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware). Dalam
proses ini juga dijabarkan bagaimana perusahaan akan mengelola berbagai sumber
daya yang ada mulai dari aspek organisasi, SDM (brainware), ataupun perangkat
lunak (software) dan perangkat keras (hardware) yang akan diimplementasi.
Bagian akhir dari IT master plan adalah manajemen proyek. Pada
bagian ini dipetakan proyek TI apa yang menjadi skala prioritas perusahaan
dibandingkan dengan proyek yang lain. Manajemen proyek juga mengatur kalender
implementasi setiap proyek hingga kurun waktu tertentu, misalnya 3-5 tahun ke
depan. Hal ini akan sangat berguna bagi perusahaan dalam mengatur sumber daya
mulai dari keuangan, SDM, dan berbagai sumber daya lain yang terkait.
Di beberapa kasus, IT master plan biasanya mengalami revisi sesuai
dengan dinamika bisnis dan kebutuhan perusahaan. Tentu saja, biaya implementasi
TI yang sering sangat mahal itu, akan lebih mudah dikelola dan dikontrol
risikonya jika perusahaan mempunyai IT master plan yang baik.
Penulis : Akbar Zainudin Sumber : swa.co.id
Principles and Models for Organizing the IT Function
Prinsip-prinsip
untuk mengelola IT Function:
1. Kelola IT untuk membantu proses co-evolution antara bisnis dan IT Function.
Co- evolution berarti bahwa kemampuan baik IT Function dan bisnis berkembang secara iterative dan saling jalin-menjalin sesuai
dengan jalannya waktu. Struktur organisasi IT harus memfasilitasi terjadinya
co-evolution semacam ini.
2. Kelola IT untuk memelihara jaringan
hubungan/network relationship untuk visioning, innovation, dan sourcing.
IT Function saat ini dipandang tidak lagi sebagai sebuah divisi
yang mendukung suatu perusahaan untuk
beraktivitas namun IT dipandang sebagai bagian yang menentukan arah
kemana perusahaan akan dibawa (visioning), sebagai bagian yang memiliki
kemampuan untuk mendukung suatu bisinis berinovasi (innovation) dan menyediakan
infrastruktur serta aplikasi yang strategik (sourcing). Kesemua peranan
tersebut membutuhkan kolaborasi yang dilakukan oleh manajemen eksekutif,
manajemen bisnis, manajemen IT dan juga
external vendor. Struktur organisasi IT harus memfasilitasi terjadinya
kolaborasi semacam ini.
Ada
3 macam jaringan hubungan yang penting untuk mengatur aktivitas IT untuk
membantu kolaborasi semacam ini.
• Visioning networks
Jaringan
hubungan yang terjadi antara senior management dengan IT executives. Tujuannya
adalah membantu para eksekutif ini untuk berkolaborasi dalam pembuatan dan
pengartikulasian visi strategik perusahaan mengenai nilai dan peranan IT.
• Innovation networks
Jaringan
hubungan yang terjadi antara bisnis dan
IT executives. Tujuannya adalah
membantu para eksekutif ini untuk berkolaborasi dalam menciptakan
inovasi-inovasi baik pada produk, jasa, bisnis proses, supply dan value chain
perusahaan.
• Sourcing networks
Jaringan
hubungan yang terjadi antara IT executives dan eksternal partner. Tujuannya
untuk membantu para eksekutif dan pihak luar saling bekerjasama (negosiasi,
outsource, dsb).
3. Kelola IT untuk secara eksplisit mengatur 8
buah proses pembuat nilai
(eight
value-creating processes).
IT
Function memiliki 8 buah proses yang harus dikelola dengan baik :
• Proses yang berperan sebagai fondasi :
Manajemen infrastruktur, Manajemen Sumberdaya Manusia, Manajemen
Hubungan/Relationhsip Management.
• Proses utama : Value Innovation, Solutions Delivery,
Services Provisioning
• Proses kedua : Perencanaan strategik,
Manajemen finansial
Ada
tiga model organisasi untuk fungsi IT yaitu
1. The Partner Model
Model dimana fungsi IT berperan aktif dan langsung dalam
berkolaborasi dengan bisnis guna menciptakan inovasi melalui IT dan
merealisasikannya. Cocok digunakan pada perusahaan yang ingin mempromosikan
inovasi bisnisnya dengan melalui IT tapi perusahaan tersebut memiliki eksekutif
bisnis yang tidak mengerti tentang IT.
Prinsip
1: Co-Evolution
Dilakukan
oleh CIO. Dengan meningkatkan
customer relationship dan
meningkatkan citra merek.
Prinsip
2: Partnership Networks
Dengan
meningkatkan efektivitas dan kekuatan dari innovation network. Prinsip 3: Value-Creating Process
Mengurangi
biaya dari aplikasi, infrastruktur, peralatan dan overhead cost.
2. The Platform Model
Model
dimana fungsi IT memberikan aset, pelayanan, dan sumber daya terhadap inovasi
bisnis dalam perusahaan. Bisa dikatakan sebagai pencipta inovasi. Mengutamakan
dalam pengembangan platform dan
kemampuan. Cocok diaplikasikan pada perusahaan global yang memiliki banyak
divisi dimana masing-masing menjalankan beberapa bisnis yang berbeda.
Prinsip
1: Co-Evolution
Dilakukan
oleh account manager berkolaborasi dengan eksekutif bisnis( CIO ).
Prinsip
2: Partnership Networks
Fokus
terhadap innovation dan sourcing networks.
Prinsip
3: Value-Creating Process
Account
Manager mencari tahu apa yang menjadi kebutuhan customer dan membuat produk
atau servis berdasarkan kebutuhan itu.
3. The Scalable Model
Model dimana fungsi IT menciptakan fleksibilitas yang maksimum
dalam hal sumberdaya manusia. Meningkatkan kemampuan IT dalam menyelaraskan
fungsinya terhadap perkembangan bisnis yang naik atau turun. Cocok digunakan
pada perusahaan global yang bergerak di bidang bisnis yang berbeda.
Prinsip
1: Co-Evolution
Dilakukan
oleh eksekutif senior IT untuk mencari inovasi dengan melihat kebutuhan dari
klien.
Prinsip
2: Partnership Networks
Lebih
fokus terhadap sourcing network dengan meningkatkan relationship kepada vendor(
partner eksternal ).
Prinsip
3: Value-Creating Process
Adakalanya
bekerjasama dengan partner eksternal.
Sumber: MIS
Quarterly Executive Vo.1 No.1/March 2002
BAB
III
KESIMPULAN
Setelah membahas peranan manajemen dalam mendukung profesionalisme
teknologi informasi bisa disimpulkan bahwa manajemen sangat berperan dalam
bidang teknologi informasi atau IT. Bisa dilihat dengan banyaknya aktifitas
manajemen yang dilakukan dibidang IT.
Selain itu IT dalam skala perusahaan juga menempatkan menejer dalam
posisi urgen atau tingkat tertinggi. Ini membuktikan betapa pentingnya
menejemen ditubuh pengembang IT.
DAFTAR PUSTAKA
http://khaneza.ngeblogs.com/2010/04/24/teori-organisasi/
http://swa.co.id
http://dwimustikawati.blogspot.com/2008/06/manajemen-perangkat-lunak.html
Rockart,
J.F., Earl, M.J., and Ross, J.W., “Eight Imperatives for the New IT
Organization,” Sloan Management Review (38:1), Fall 1996, pp. 43-56.
Venkatraman,
N., “IT-Induced Business Reconfiguration,” in M.S. Scott Morton (Ed.) The
Corporation of the 1990s: Information Technology and Organizational
Transformation, Oxford Press, 1991, pp. 122-158; Venkatraman and Henderson,
ibid.
Brown,
C.V. and Sambamurthy, V., “Coordination Theory in the Context of the IT
Function: Linking the Logic of Governance and Coordination Mechanisms,”
University of Maryland Working Paper, 2002.
Rosdiana,
A. 2010. Materi perkuliahan Semester IV matakuliah Manajemen untuk prodi Teknik
Informatika UIN SGD Bandung.
Uriawan, Wisnu. 2010. Materi perkuliahan Semester
IV Matakuliah Rekayasa Perangkat Lunak untuk Prodi Teknik Informatika UIN SGD
Bandung.
0 comments:
Posting Komentar
Terimakasih dan jangan sungkan untuk berdiskusi atau memberikan saran di kolom komentar.